Rabu, 25 November 2009

Majas atau Gaya Bahasa

Secara garis besar, gaya bahasa atau majas dapat dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu :
- Majas Perbandingan
- Majas Penegasan
- Majas Pertentangan
- Majas Sindiran

A. Majas Perbandingan
1. Metafora
Majas yang membandingkan suatu benda dengan benda lain. Kedua benda itu memiliki sifat yang sama.
2. Personifikasi
Majas yang mengumpamakan benda mati seperti benda hidup.
3. Asosiasi
Majas ini memberikan perbandingan kepada suatu benda yang sudah disebutkan.
4. Alegori
Majas yang menggunakan perbandingan utuh untuk menggambarkan beberapa keadaan.
5. Parabel
Majas yang akan membuat sebuah karangan terkesan hidup.
6. Litotes
Majas yang menggunakan kata berlawanan yang artinya untuk merendahkan dirinya.
7. Eufemisme
Majas penghalus untuk menjaga kesopanan.
8. Hiperbola
Majas yang melebih-lebihkan sesuatu.
9. Simbolik
Majas yang menggambarkan sesuatu dengan menggunakan benda sebagai lambang atau simbol.
10. sinekdokhe
a. Pars pro toto
Majas yang menyebutkan sebagian tetapi menyatakan seluruhnya.
b. Totem pro parte
Majas yang menyebutkan seluruhnya dengan maksud sebagian.
11. Tropen
Kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan yang dilakukan seseorang.
12. Metonomia
Majas yang menggunakan kata untuk menyatakan sesuatu yang lain karena mempunyai pertalian yang dekat.
13. Alusio
Majas yang menggunakan peribahasa atau ungkapan atau pantun yang sudah umum.
14. Alusi
Majas yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat, atau peristiwa tertentu.
15. Perifrasi
Majas yang menggantikan sebuah kata dengan frase yang sama artinya.
16. Antonomasia
Majas yang menyebutkan sifat atau ciri orang untuk menggantikan nama aslinya.

B. Majas Penegasan
1. Repetisi
Majas yang mengulang kata untuk menegaskan artinya.
2. Pararelisme
Majas pengulangan kata awal atau akhir kalimat puisi.
3. Tautologi
Majas yang mengulang kata dalam kalimat dengan menggunakan kata-kata yang hampir sama maknanya.
4. Pleonasme
Majas yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah tercakup dalam kata yang sudah diterangkan.
5. Klimaks
Majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut semakin lama semakin meningkat.
6. Antiklimaks
Majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turu semakih lama semakin menurun.
7. Asindeton
Majas yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung.
8. Polisindeton
Majas yang menyebutkan secara berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung.
9. Retoris
Majas yang menggunakan kalimat tanya tak bertanya.
10. Inversi
Majas yang dalam pengungkapannya mendahulukan predikat karena dianggap lebih penting.
11. Elipsi
Majas yang menggunakan kalimat elips untuk menegaskan.
12. Koreksio
Majas yang digunakan untuk membetulkan apa yang telah diucapkan.
13. Interupsi
Majas yang menggunakan kata-kata yang diselipkan ke dalam kalimat untuk lebih menegaskan.
14. Eksklamasio
Majas yang menggunakan kata seru.
15. Enumerasio
Majas yang melukiskan suatu bentuk kesatuan yang digambarkan secara jelas.
16. Preterito
Majas yang menyembunyikan sesuatu agar pembaca bisa menerka sendiri.

C. Majas Pertentangan
1. Paradoks
Majas yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan tetapi sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berlainan.
2. Kontradiksio Interminis
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya.
3. Antitesis
Majas yang menggunakan pasangan kata yang maknanya berlawanan.
4. Anakronisme
Majas yang menunjukkan adanya ketidaksesuaian karya sastra dengan sejarah.
5. Okupasi
Majas yang menyatakan bantahan.

D. Majas Sindiran
1. Ironi
Majas yang menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya.
2. Sinisme
Majas yang lebih kasar.
3. Sarkasme
Majas yang paling kasar, kadang-kadang berupa kutukan.

0 komentar:

Posting Komentar